7 Kesalahan Umum Yang Dilakukan Calon Ahli K3 dan Cara Mengatasinya!!

Juli 30, 2024

Kamu Wajib Tau 7 Kesalahan Umum Yang Dilakukan Calon Ahli K3 dan Cara Mengatasinya!!

Setiap hari, ribuan pekerja berjibaku di berbagai sektor industri. Di balik kesibukan mereka, bahaya mengintai di setiap sudut. Kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan kerugian finansial yang ditimbulkannya menjadi momok menakutkan bagi perusahaan dan pekerja. Untuk mencegah hal ini, peran Ahli K3 menjadi semakin krusial. Sebagai calon ahli K3, Anda memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan lingkungan kerja yang aman bagi semua orang. Namun, tidak sedikit calon Ahli K3 yang terjebak dalam kesalahan-kesalahan umum yang menghambat perkembangan karier mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas 7 kesalahan fatal yang sering dilakukan calon Ahli K3 dan memberikan solusi praktis untuk mengatasinya.

1. Kurang Memahami Regulasi K3

Regulasi K3 adalah landasan hukum yang mengatur segala aktivitas terkait keselamatan dan kesehatan kerja. Seorang ahli K3 dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam mengenai regulasi ini. Sayangnya, banyak calon ahli K3 yang masih kurang memahami atau bahkan mengabaikan pentingnya regulasi K3. Akibat dari kurang memahami regulasi K3, calon ahli K3 dapat membuat keputusan yang salah dalam menerapkan program K3 di perusahaan. Misalnya, mereka mungkin tidak mengetahui persyaratan minimal untuk penggunaan alat pelindung diri (APD), sehingga pekerja tidak dilengkapi dengan APD yang sesuai. Selain itu, ketidaktahuan terhadap regulasi K3 juga dapat menyebabkan perusahaan dikenai sanksi administratif atau bahkan pidana.

Untuk mengatasi masalah ini, calon ahli K3 perlu secara aktif mempelajari dan mengikuti perkembangan regulasi K3. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

– Mengikuti pelatihan K3
Pelatihan K3 yang diselenggarakan oleh lembaga yang berkompeten akan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai regulasi K3.
– Bergabung dengan komunitas K3
Berinteraksi dengan para ahli K3 lainnya dapat membantu memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai regulasi K3.
-Membaca literatur terkait K3
Buku, jurnal, dan artikel ilmiah tentang K3 dapat menjadi sumber informasi yang sangat berguna.
-Mengikuti perkembangan regulasi K3
Calon ahli K3 perlu selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai regulasi K3, baik melalui peraturan perundang-undangan maupun putusan pengadilan.

2.Kurangnya Keterampilan Komunikasi

Komunikasi adalah kunci dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur K3. Tanpa keterampilan komunikasi yang baik, pesan yang ingin Anda sampaikan mungkin tidak diterima dengan baik oleh pekerja dan manajemen. Banyak calon ahli K3 yang tidak mampu menjelaskan pentingnya keselamatan dengan cara yang jelas dan persuasif. Cara Mengatasinya yaitu dengan tingkatkan keterampilan komunikasi Anda dengan mengikuti kursus atau pelatihan komunikasi. Belajar bagaimana berbicara di depan umum, menulis laporan yang efektif, dan bernegosiasi dengan baik akan membantu Anda menyampaikan pesan K3 dengan lebih baik.

3. Mengabaikan Pentingnya Evaluasi Risiko

Mengabaikan evaluasi risiko adalah salah satu kesalahan terbesar yang bisa dilakukan oleh calon ahli K3. Evaluasi risiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi bahaya potensial di tempat kerja, menilai risiko yang terkait, dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengendalikan risiko tersebut. Tanpa evaluasi risiko yang tepat, banyak bahaya yang mungkin tidak terdeteksi, dan ini bisa menyebabkan kecelakaan atau insiden yang seharusnya bisa dihindari.

Mengabaikan evaluasi risiko bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa calon ahli K3 mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup mengetahui tempat kerja dan bahaya yang ada, sehingga mereka merasa tidak perlu melakukan evaluasi risiko secara teratur. Ada juga yang mungkin menganggap bahwa evaluasi risiko hanya formalitas yang memakan waktu, sehingga mereka cenderung melewatkannya atau melakukannya secara tidak menyeluruh. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang pentingnya evaluasi risiko juga bisa menjadi faktor penyebab. Tanpa evaluasi risiko yang menyeluruh, perusahaan tidak akan memiliki gambaran yang jelas tentang potensi bahaya yang ada di tempat kerja. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang serius, yang tidak hanya merugikan pekerja tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi bagi perusahaan. Lebih dari itu, kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengendalikan risiko dapat mengakibatkan pelanggaran hukum dan peraturan K3, yang bisa berujung pada sanksi dan denda.Untuk mengatasi masalah ini,  Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

-Memahami Proses Evaluasi Risiko:
Evaluasi risiko bukanlah tugas yang bisa dianggap remeh. Proses ini harus dilakukan dengan teliti dan sistematis. Langkah pertama adalah memahami apa itu evaluasi risiko dan bagaimana cara melakukannya. Anda bisa mempelajari berbagai metode dan alat yang digunakan dalam evaluasi risiko, seperti HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment), JSA (Job Safety Analysis), dan FMEA (Failure Mode and Effects Analysis).
-Melibatkan Semua Pihak Terkait:
Evaluasi risiko yang efektif memerlukan partisipasi dari berbagai pihak di tempat kerja. Ini termasuk pekerja, supervisor, manajemen, dan tim K3. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda dan bisa memberikan informasi berharga tentang potensi bahaya di tempat kerja. Melibatkan semua pihak akan memastikan bahwa evaluasi risiko lebih komprehensif dan mencakup semua aspek dari operasional perusahaan.
-Melakukan Evaluasi Risiko Secara Berkala:
Evaluasi risiko harus dilakukan secara berkala, bukan hanya sekali saja. Bahaya di tempat kerja bisa berubah seiring waktu, baik karena perubahan dalam proses kerja, penggunaan peralatan baru, atau modifikasi dalam tata letak tempat kerja. Melakukan evaluasi risiko secara berkala akan membantu Anda mengidentifikasi bahaya baru dan menilai ulang risiko yang sudah ada.
-Menggunakan Alat dan Metode yang Tepat:
Ada berbagai alat dan metode yang bisa digunakan dalam evaluasi risiko. Pilihlah alat dan metode yang paling sesuai dengan jenis pekerjaan dan bahaya yang ada di tempat kerja Anda. Pastikan Anda terlatih dalam menggunakan alat tersebut dan memahami bagaimana cara menafsirkan hasilnya.
-Mengambil Tindakan Pengendalian yang Tepat:
Setelah risiko diidentifikasi dan dinilai, langkah berikutnya adalah menentukan tindakan pengendalian yang tepat. Ini bisa berupa pengendalian teknis, administratif, atau penggunaan alat pelindung diri (APD). Pastikan bahwa tindakan pengendalian yang dipilih efektif dalam mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima.
-Dokumentasi dan Tinjauan Ulang:
Dokumentasikan semua hasil evaluasi risiko, termasuk identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan tindakan pengendalian yang diambil. Dokumentasi ini penting untuk referensi di masa depan dan juga sebagai bukti bahwa perusahaan Anda mematuhi peraturan K3. Selain itu, tinjau ulang evaluasi risiko secara berkala untuk memastikan bahwa tindakan pengendalian tetap efektif dan bahaya baru tidak muncul.

4. Mengabaikan Feedback dan Pembelajaran Berkelanjutan

Salah satu kesalahan besar yang sering dilakukan oleh calon ahli K3 adalah mengabaikan feedback dan tidak berkomitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Feedback merupakan alat yang sangat penting untuk perbaikan diri dan organisasi. Tanpa feedback, Anda mungkin tidak menyadari kelemahan atau area yang memerlukan peningkatan. Selain itu, dunia K3 terus berkembang dengan munculnya teknologi baru, metode terbaru, dan peraturan yang selalu diperbarui. Mengabaikan pembelajaran berkelanjutan dapat membuat Anda tertinggal dan tidak efektif dalam menjalankan tugas sebagai ahli K3. Mengabaikan feedback bisa terjadi karena berbagai alasan. Beberapa calon ahli K3 mungkin merasa sudah cukup kompeten dan tidak perlu masukan dari orang lain. Ada juga yang mungkin merasa feedback sebagai kritik yang mengancam ego atau posisi mereka. Sikap defensif ini bisa menghalangi mereka untuk menerima feedback dengan terbuka dan konstruktif. Padahal, feedback yang diberikan dengan baik dapat menjadi panduan berharga untuk perbaikan dan pengembangan diri.

Pembelajaran berkelanjutan juga sering diabaikan karena keterbatasan waktu atau kurangnya kesadaran tentang pentingnya. Beberapa calon ahli K3 mungkin merasa terlalu sibuk dengan tugas sehari-hari sehingga tidak memiliki waktu untuk mengikuti pelatihan atau membaca literatur terbaru. Ada juga yang mungkin tidak menyadari betapa cepatnya perubahan di bidang K3, sehingga merasa cukup dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini.

Tanpa menerima feedback dan berkomitmen pada pembelajaran berkelanjutan, calon ahli K3 berisiko menjadi usang dan tidak efektif. Mereka mungkin tidak mampu menghadapi tantangan baru atau menangani situasi dengan cara yang paling efisien dan aman. Hal ini tidak hanya merugikan diri mereka sendiri, tetapi juga bisa berdampak negatif pada keselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja.

Untuk mengatasi masalah ini,  Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

-Menerima Feedback dengan Terbuka:
Feedback adalah kunci untuk perbaikan diri. Belajarlah untuk menerima feedback dengan pikiran terbuka dan sikap positif. Anggaplah feedback sebagai alat untuk membantu Anda berkembang dan menjadi lebih baik dalam pekerjaan Anda. Hindari sikap defensif dan dengarkan apa yang dikatakan dengan hati-hati.
-Meminta Feedback Secara Aktif:
Jangan menunggu sampai orang lain memberikan feedback. Mintalah feedback secara aktif dari rekan kerja, supervisor, dan bawahannya. Pertanyaan seperti “Bagaimana saya bisa memperbaiki kinerja saya?” atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja?” dapat membuka pintu untuk masukan berharga.
-Mengimplementasikan Feedback:
Mendapatkan feedback saja tidak cukup; Anda juga harus mengimplementasikannya. Buatlah rencana tindakan berdasarkan feedback yang Anda terima dan pastikan untuk mengevaluasi kemajuan Anda. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai feedback dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang.
-Berkomitmen pada Pembelajaran Berkelanjutan:
Pembelajaran berkelanjutan adalah keharusan dalam profesi K3. Tetaplah up-to-date dengan perkembangan terbaru di bidang K3 dengan mengikuti kursus, seminar, dan workshop. Membaca jurnal ilmiah, buku, dan publikasi lainnya juga dapat membantu Anda memperbarui pengetahuan Anda.
-Mengalokasikan Waktu untuk Belajar:
Dalam rutinitas yang sibuk, sulit untuk menemukan waktu untuk belajar. Namun, penting untuk mengalokasikan waktu secara khusus untuk pembelajaran berkelanjutan. Jadwalkan waktu setiap minggu untuk membaca artikel, mengikuti pelatihan online, atau berpartisipasi dalam diskusi profesional.
-Mengikuti Perubahan dan Tren dalam K3:
Bidang K3 terus berkembang dengan munculnya teknologi baru, metode, dan peraturan. Pastikan Anda mengikuti perubahan dan tren ini dengan berpartisipasi dalam konferensi, bergabung dengan asosiasi profesional, dan mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi keselamatan dan kesehatan kerja.
-Berbagi Pengetahuan dengan Rekan Kerja:
Pembelajaran berkelanjutan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain di sekitar Anda. Bagikan pengetahuan dan pengalaman yang Anda dapatkan dengan rekan kerja melalui diskusi, presentasi, atau pelatihan internal. Ini tidak hanya memperkuat pengetahuan Anda, tetapi juga membantu menciptakan budaya keselamatan di tempat kerja.

5.Tidak Mengikuti Prosedur Keselamatan

Tidak mengikuti prosedur keselamatan adalah salah satu kesalahan paling serius yang bisa dilakukan oleh calon ahli K3. Prosedur keselamatan dibuat untuk melindungi pekerja dari berbagai bahaya di tempat kerja. Ketika prosedur ini tidak diikuti, risiko kecelakaan dan cedera meningkat secara signifikan. Prosedur keselamatan mencakup berbagai aspek seperti penggunaan alat pelindung diri (APD), tata cara penanganan bahan berbahaya, prosedur darurat, dan lain-lain.
Mengabaikan prosedur keselamatan bisa terjadi karena beberapa alasan. Beberapa calon ahli K3 mungkin merasa bahwa prosedur tersebut terlalu rumit atau memakan waktu, sehingga mereka memilih untuk mencari jalan pintas. Ada juga yang mungkin merasa bahwa mereka cukup berpengalaman dan bisa mengabaikan prosedur tersebut tanpa konsekuensi. Kurangnya pelatihan atau kesadaran tentang pentingnya prosedur keselamatan juga bisa menjadi faktor penyebab.

Tidak mengikuti prosedur keselamatan bisa berdampak negatif pada banyak aspek. Pertama, hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja yang bisa mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian. Kedua, bisa menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan karena harus menangani biaya pengobatan, kompensasi, dan mungkin juga kehilangan produktivitas. Ketiga, bisa merusak reputasi perusahaan dan menurunkan moral pekerja. Akhirnya, mengabaikan prosedur keselamatan bisa menyebabkan pelanggaran hukum dan peraturan yang mengakibatkan denda atau sanksi hukum.

Untuk mengatasi masalah ini,  Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

-Pemahaman dan Edukasi:
Langkah pertama untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan adalah memahami pentingnya prosedur tersebut. Edukasi adalah kunci. Calon ahli K3 harus mengikuti pelatihan yang komprehensif tentang semua prosedur keselamatan yang berlaku di tempat kerja. Pelatihan ini harus mencakup teori dan praktik sehingga mereka memahami bagaimana dan mengapa setiap prosedur harus diikuti.
-Sosialisasi dan Komunikasi yang Efektif:
Prosedur keselamatan harus disosialisasikan dengan baik kepada semua pekerja. Gunakan berbagai media seperti poster, pamflet, video, dan presentasi untuk memastikan bahwa semua pekerja mengetahui dan memahami prosedur keselamatan. Selain itu, pastikan ada jalur komunikasi yang terbuka sehingga pekerja bisa mengajukan pertanyaan atau melaporkan masalah terkait prosedur keselamatan.
-Pengawasan dan Penegakan:
Pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan diikuti dengan benar. Supervisor dan manajer harus bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan mengambil tindakan segera jika ada pelanggaran. Penegakan disiplin, termasuk peringatan dan sanksi jika diperlukan, juga harus diterapkan untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan tidak diabaikan.
-Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD):
APD adalah komponen penting dari prosedur keselamatan. Pastikan bahwa semua APD yang diperlukan tersedia dan dalam kondisi baik. Pekerja harus dilatih tentang cara menggunakan APD dengan benar dan memahami pentingnya penggunaannya. Selain itu, pastikan bahwa APD tersebut selalu digunakan sesuai dengan prosedur keselamatan yang berlaku.
-Pembuatan dan Penyempurnaan Prosedur Keselamatan:
Prosedur keselamatan harus selalu up-to-date dan relevan dengan kondisi kerja saat ini. Lakukan peninjauan dan pembaruan prosedur secara berkala untuk memastikan bahwa mereka mencakup semua bahaya yang mungkin ada di tempat kerja. Melibatkan pekerja dalam proses ini juga bisa membantu karena mereka sering memiliki wawasan berharga tentang bahaya yang ada dan cara mengatasinya.
-Simulasi dan Latihan Rutin:
Mengadakan simulasi dan latihan rutin adalah cara efektif untuk memastikan bahwa semua pekerja memahami dan bisa mengikuti prosedur keselamatan. Simulasi seperti latihan evakuasi darurat, penanganan bahan berbahaya, dan penggunaan APD akan membantu pekerja menjadi lebih siap dan responsif dalam situasi nyata.


6.Tidak Proaktif

Seorang ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umum memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Namun, salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak proaktif dalam menjalankan tugasnya. Sikap tidak proaktif ini dapat mengakibatkan terlewatnya potensi bahaya, kurangnya tindakan pencegahan, dan pada akhirnya meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera di tempat kerja.

Tidak proaktif dapat berarti menunggu hingga masalah muncul sebelum mengambil tindakan, daripada secara aktif mencari potensi bahaya dan mengatasi masalah sebelum terjadi. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya inisiatif, ketidakpedulian, atau bahkan ketidakpahaman tentang pentingnya tindakan proaktif dalam K3.

Untuk mengatasi masalah ini,  Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
-Membangun Budaya Keselamatan Proaktif:
Salah satu langkah pertama untuk mengatasi ketidakproaktifan adalah dengan membangun budaya keselamatan yang proaktif. Ini melibatkan semua orang di organisasi, dari manajemen hingga pekerja, dalam upaya terus-menerus untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
-Pelatihan dan Edukasi Berkelanjutan:
Pelatihan yang berkelanjutan tentang pentingnya keselamatan kerja dan bagaimana mengidentifikasi serta mengatasi potensi bahaya sangat penting. Ini membantu ahli K3 umum tetap waspada dan siap bertindak proaktif dalam menghadapi berbagai situasi di tempat kerja.
-Audit dan Inspeksi Rutin:
Melakukan audit dan inspeksi keselamatan secara rutin dapat membantu mengidentifikasi potensi bahaya sebelum mereka menjadi masalah besar. Ahli K3 harus terlibat aktif dalam proses ini dan memastikan bahwa tindakan perbaikan diambil segera setelah masalah terdeteksi.
-Melibatkan Pekerja dalam Proses K3:
Pekerja sering kali memiliki wawasan berharga tentang bahaya yang ada di tempat kerja. Melibatkan mereka dalam proses identifikasi dan penilaian risiko dapat membantu menemukan potensi masalah yang mungkin terlewatkan oleh manajemen.
-Menerapkan Sistem Pelaporan yang Efektif:
Memiliki sistem pelaporan yang mudah diakses dan digunakan oleh pekerja dapat membantu mendeteksi masalah keselamatan lebih awal. Ahli K3 harus mendorong pekerja untuk melaporkan setiap potensi bahaya atau insiden kecil, yang kemudian dapat dianalisis dan ditindaklanjuti.
-Penggunaan Teknologi dan Alat Canggih:
Memanfaatkan teknologi terbaru, seperti sensor dan perangkat IoT (Internet of Things), dapat membantu dalam memantau kondisi keselamatan di tempat kerja secara real-time. Teknologi ini dapat memberikan data yang diperlukan untuk mengambil tindakan proaktif.
-Mengembangkan Rencana Tindakan Darurat:
Rencana tindakan darurat yang terstruktur dengan baik adalah bagian penting dari pendekatan proaktif. Ini termasuk skenario untuk berbagai jenis keadaan darurat dan latihan rutin untuk memastikan semua orang tahu apa yang harus dilakukan.
-Mengadakan Diskusi dan Sesi Brainstorming Reguler:
Mengadakan diskusi dan sesi brainstorming reguler dengan tim K3 dan pekerja dapat membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian dan merumuskan solusi kreatif untuk meningkatkan keselamatan kerja.

7.Tidak Memperbarui Sertifikasi dan Pelatihan

Tidak memperbarui sertifikasi dan pelatihan adalah kesalahan signifikan yang dapat berdampak serius pada efektivitas seorang ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Sertifikasi dan pelatihan adalah dasar penting yang memastikan bahwa seorang ahli K3 memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi terbaru untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Seiring berjalannya waktu, peraturan keselamatan, teknologi, dan praktik terbaik terus berkembang. Ketika seorang ahli K3 tidak memperbarui sertifikasinya, dia mungkin kehilangan informasi penting tentang perubahan dalam peraturan atau metodologi baru yang lebih efektif. Ini bisa mengakibatkan penurunan dalam kualitas pengawasan K3 dan peningkatan risiko kecelakaan atau insiden di tempat kerja.

Untuk mengatasi masalah ini,  Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
-Menyusun Rencana Pelatihan dan Sertifikasi Berkala:
Perusahaan harus memiliki rencana pelatihan dan sertifikasi yang terstruktur untuk ahli K3. Ini termasuk jadwal pembaruan sertifikasi dan pelatihan secara berkala sesuai dengan perkembangan terbaru di bidang K3.
-Mengikuti Pelatihan dan Kursus Lanjutan:
Ahli K3 harus secara aktif mencari dan mengikuti pelatihan dan kursus lanjutan yang relevan. Banyak institusi dan organisasi menawarkan program pelatihan yang dirancang untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan K3.
-Menghadiri Seminar dan Konferensi K3:
Seminar dan konferensi adalah platform yang baik untuk mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan di bidang K3. Menghadiri acara semacam ini juga memberikan kesempatan untuk berjejaring dengan profesional lain dan berbagi pengalaman.
-Berlangganan Jurnal dan Publikasi K3:
Membaca jurnal dan publikasi K3 adalah cara efektif untuk tetap up-to-date dengan penelitian terbaru, teknologi baru, dan praktik terbaik di bidang K3.
-Memanfaatkan Teknologi Pembelajaran Online:
Banyak platform pembelajaran online menawarkan kursus K3 yang fleksibel dan bisa diakses kapan saja. Ini memudahkan ahli K3 untuk belajar tanpa harus meninggalkan tempat kerja mereka.
-Mencari Sertifikasi Tambahan:
Selain memperbarui sertifikasi yang sudah ada, mencari sertifikasi tambahan yang relevan bisa memperluas pengetahuan dan keterampilan ahli K3. Ini juga menunjukkan komitmen terhadap pengembangan profesional berkelanjutan.
-Membuat Komunitas atau Kelompok Diskusi Internal:
Membentuk komunitas atau kelompok diskusi internal tentang K3 bisa membantu berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara sesama ahli K3 dalam organisasi. Diskusi rutin tentang tren dan tantangan K3 bisa menjadi sumber belajar yang berharga.


Penutup

Menjadi Ahli K3 yang kompeten membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan teori. Dengan menghindari 7 kesalahan umum di atas dan terus belajar serta mengembangkan diri, Anda dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat. 

Ingin menjadi Ahli K3 yang handal? Ikuti pelatihan K3 di bsafe dan dapatkan ilmu serta keterampilan yang Anda butuhkan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.

Pelatihan K3 di bsafe menawarkan berbagai program pelatihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan calon Ahli K3, mulai dari dasar hingga tingkat lanjut. Dengan instruktur yang berpengalaman dan materi yang up-to-date, Anda dijamin akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan industri.

 

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi hotline Bsafe (021) 22718846 atau website Bsafe di www.bsafe.co.id. Dapatkan konsultasi gratis mengenai program yang Anda butuhkan.

 

Bangun Lingkungan Kerja yang Lebih Aman dan Sehat

Scroll to Top
Open chat
1
Selamat datang di PT Bina Selamat Veritas, Jika Anda ingin bertanya tentang program Training dan Sertifikasi kami, silakan chat dengan kami disini untuk pertanyaan, bantuan, atau informasi tambahan. Kami siap membantu Anda.